Rabu, Desember 26, 2007

Produksi - Departement Produksi

Produksi Departement Produksi

Sebagai kepala departemen produksi kita perlu memastikan beberapa hal berikut sebelum memulai shooting:

  1. Lokasi
  2. Pemeran
  3. Logistik
  4. Peralatan shooting
  5. Jadwal

1. Lokasi

Setiap film diproduksi dengan menggunakan satu atau beberapa tempat sebagai lokasi shootingnya. Shooting bisa berlangsung lebih lancar bila lokasi-lokasi yang kita gunakan dikelola dengan baik. Manajer lokasi bertanggung jawab menyiapkan lokasi dan mengatasi masalah yang timbul di lokasi. Di Indonesia tidak dibedakan antara manajer lokasi (location manager) dan pencari lokasi (location scouter). Di Hollywood, untuk film cerita panjang yang melibatkan banyak lokasi biasanya dipekerjakan satu manajer lokasi dan beberapa pencari lokasi. Manajer lokasi mengkoordinasi kerja pencari lokasi dan mempresentasikan calon lokasi kepada sutradara. Pencari lokasi tidak ikut serta selama shooting berlangsung. Di Indonesia, manajer lokasi direkrut dari salah seorang asisten produksi. la kemudian bertanggung-jawab atas pencarian dan pengelolaan lokasi hingga shooting dinyatakan usai.

Setelah mendapat arahan dari sutradara is mencari beberapa lokasi yang paling mendekati lokasi yang diperlukan, kemudian dipresentasikan ke sutradara. Setelah dipilih beberapa alternatif, manajer lokasi mengajak sutradara, asisten sutradara, penata artistik dan penata fotografi untuk mengunjungi lokasi. Mereka melihat langsung lokasi dan mempertimbangkan hal-hal artistik dan teknis untuk merekam gambar di lokasi-lokasi tersebut. Lokasi terpilih kemudian diurus perijinannya serta keperluan administratif lainnya oleh manajer lokasi.

Bila sebuah lokasi yang dipilih sutradara telah selesai diurus administrasinya, mulailah asisten sutradara menginformasikan bagaimana adegan akan direkam, tata letak pemain dan set up diberitahukan kepada penata artistik, penata fotografi dan manajer lokasi. Kemudian tim artistik menginventarisasi kebutuhannya guna keperluan set dressing dan property di lokasi tersebut. Penata fotografi merancang konfigurasi alat: lensa, filter, lampu dan perlatan khusus lainnya yang diperlukan di lokasi itu.

Seluruh informasi tersebut diteruskan kepada manajer produksi agar disusun anggarannya yang bisa mengakomodasi kebutuhan shooting. Perubahan anggaran juga ditentukan oleh perubahan lokasi, dan bagaimana lokasi-lokasi shooting dikelola. Berikut ini disertakan beberapa hal penting yang sebaiknya diperhatikan oleh manajer lokasi dalam mengelola lokasinya.

Akses. Bagaimana sebuah lokasi bisa dicapai? Berapa waktu yang dibutuhkan dari !cantor produksi untuk mencapainya? Ini adalah pertanyaan awal dari serangkaian pertanyaan yang timbul kemudian. Tingkat kepadatan lalu-lintas pada jam tertentu juga tak boleh luput dari perhatian seorang manajer lokasi. Untuk lokasi di luar kota sertakan pula informasi tentang penginapan, rumah sakit, dokter jaga, apotek, pasar dan tempat ibadah.

Ijin. Secara tertulis ijin harus didapat dari pemilik lokasi dan pengurus wilayah setempat (RT/RW, kelurahan, dan polisi).

Keamanan. Perhatikan bagaimana cara untuk mengamankan lokasi mengingat besar kemungkinan banyak orang yang berminat menonton proses shooting kita. Banyaknya barang yang kita bawa juga memerlukan perhatian khusus dari sisi pengamanannya. Bicarakan dengan pengurus wilayah setempat. Jangan ragu untuk minta bantuan mereka mengamankan lokasi. Tentu kita harus mengalokasikan dana untuk pengamanan lokasi.

Suara. Periksa kemungkinan suara-suara yang mungkin mengganggu proses shooting kita. Mayoritas shooting dilakukan dengan cara merekam suara secara langsung. Untuk itu pastikan bahwa lokasi kita bisa mendukung proses itu dengan baik.

Kegiatan rutin masyarakat sekitar. Sangat mungkin ketika kita dan tim sutradara mengunjungi lokasi pada hari biasa, semuanya tampak baik-baik saja, sehingga semua terlihat ideal. Coba periksa dahulu jadwal kegiatan masyarakat pada interval waktu shooting akan kita lakukan. Pastikan jadwal kita tidak bersamaan dengan kegiatan besar yang mereka lakukan yang mungkin mengganggu kelancaran shooting kita.

Barang yang boleh/tidak boleh dipergunakan. Buat daftar barang-barang yang mungkin boleh dipinjam untuk keperluan shooting. Informasikan hal ini kepada departemen artistik agar mereka bisa mengantisipasi. Upayakan menjauhkan barang yang tidak boleh dipakai dari set kita. Hindari kemungkinan rusaknya barang yang ada di lokasi. Bila berdasarkan permintaan pemilik lokasi ada hal-hal khusus yang tidak boleh dilakukan, umumkan kepada seluruh kru selama mereka berada di lokasi.

Sumber Air. Catat dari mana saja sumber air bisa kita peroleh. Kamar mandi dan kamar kecil yang memadai merupakan hal penting untuk kelancaran shooting. Periksa apakah mungkin menggunakan yang tersedia atau kita harus menyiapkannya sendiri. Harus dijelaskan di awal pemakaian, apakah ada biaya tertentu yang harus dikeluarkan untuk semua keperluan itu?

Sumber Listrik. Sama dengan sumber air. Periksa kemungkinan untuk menggunakan sumber listrik di lokasi, walaupun kita sudah membawa generator.

Cuaca. Catat semua informasi yang berkaitan dengan perubahan cuaca secermat mungkin termasuk arah mata angin, terbit dan terbenamnya matahari.

Foto Lokasi. Foto-foto ini digunakan sewaktu manajer lokasi mempresentasikan lokasi kepada sutradara. Buat foto lokasi dari berbagai sudut. Hal ini memudahkan tim kerja yang lain untuk mengidentifikasi ruang tempat shooting akan berlangsung. Selain foto lazim juga digunakan video sebagai alat bantu presentasi. Foto lokasi digunakan untuk menyempurnakan storyboard.

Denah Lokasi. Segera setelah semua urusan administrasi selesai, buat denah lokasi selengkapnya dengan memperhatikan semua butir di atas. Tentukan tempat parkir untuk semua kendaraan dan generator. Bila lahan parkir tidak cukup luas, cari alternatif untuk mengelola keluar masuknya kendaraan dari dan ke lokasi. Gambarkan letak kamar mandi, kamar ganti, meja rias, catering dan generator. Buat denah kita mudah dipahami semua orang.

Sewaktu shooting berlangsung, manajer lokasi menjadi orang yang pertama masuk ke lokasi dan yang terakhir meninggalkan lokasi. la memastikan semua kelengkapan yang dibutuhkan dari sebuah lokasi tersedia dan terpelihara dengan baik. Sebelum meninggalkan lokasi ia memastikan semua sampah dan kotoran telah dibersihkan dan dibuang ke tempatnya. Segala kerusakan yang telah ditimbulkan oleh pelaksanaan shooting dibicarakan dengan pemilik lokasi dan diselesaikan dengan baik.

Pastikan semua hal yang berkaitan dengan lokasi telah siap sebelum tim produksi kita berangkat menuju lokasi. Segala urusan administratif telah diselesaikan. Bekali semua supir kita dengan fotokopi surat ijin masuk dan penggunaan lokasi. Departemen artistik yang biasanya masuk lebih awal ke lokasi sebaiknya didampingi oleh manajer lokasi. Mereka sebaiknya juga dibekali dengan fotokopi semua berkas ijin lokasi agar mereka tidak terhambat dalam melakukan pekerjaannya untuk menyiapkan lokasi. Pastikan juga para pemeran mendapat tempat yang memadai untuk berganti pakaian, makan, dan istirahat.

Tidak ada patokan harga yang pasti untuk menyewa sebuah rumah untuk dijadikan lokasi shooting. Kecuali beberapa rumah yang kerap digunakan untuk shooting, umumnya pemilik rumah menanyakan terlebih dahulu budget yang kita punya. Kemudian ia menimbang-nimbang penawaran itu berdasarkan jumlah hari yang akan kita pakai (termasuk persiapan dan pembongkaran oleh tim artistik) dan jumlah yang kita tawarkan. Pastikan harga sewa lokasi sudah termasuk semua yang kita butuhkan dalam lokasi tersebut. Buat pernyataan tertulis yang mencakup hak-hak kita selama berada di lokasi.

Selain rumah ada beberapa tempat yang mungkin menjadi lokasi seperti lapangan sepak bola, bangunan sekolah, pelabuhan, lobby hotel dan bandara. Upayakan melakukan pendekatan persuasif dengan pihak pengelola. Ungkapkan dengan jelas fungsi lokasi tersebut dalam cerita. Sertakan surat dan sinopsis film yang kita buat. Yakinkan bahwa penggunaan lokasi tersebut dalam film kita tidak memiliki nilai negatif bagi mereka.

Pengalaman akan membimbing kita untuk memilih cara pendekatan seperti apa yang sebaiknya dipakai untuk institusi atau pribadi tertentu. Jangan ragu bertanya kepada teman dan kenalan tentang kemungkinan akses untuk mempermudah pengurusan ijin penggunaan lokasi. Banyak pihak yang sebenarnya tidak keberatan tempatnya digunakan sebagai lokasi. Masalah pendekatan yang buruk sering menjadi kendala untuk menyewa lokasi. Sekali lagi, semakin sering kita mengurus lokasi semakin kita paham tentang seluk beluk mengelola lokasi.

2. Pemeran

Pastikan para pemeran mendapat istirahat yang cukup sebelum shooting. Kesegaran akan membantu penampilan mereka saat shooting. Perhatikan juga bila ada pemeran yang mesti dijemput atau memerlukan perlakukan khusus; misalnya, orang yang sudah sangat tua (seperti di atas 60 tahun) mungkin beliau perlu ruang khusus untuk beristirahat sementara menunggu shooting. Tugas kita membuat para pemeran merasa nyaman di lokasi.

3. Logistik

Seluruh kru dan pemeran wajib mendapat suplai logistik yang cukup. Sudah menjadi tugas kita untuk merawat mereka selama di lokasi. Perhatikan juga bila ada kru dan pemeran yang membutuhkan makanan khusus, misal vegetarian, tidak makan nasi, atau hanya makan buah pada siang dan malam hari.

4. Peralatan Shooting

Yang dimaksud dengan peralatan shooting pada bagian ini adalah semua perlengkapan yang dibutuhkan departemen kamera berikut perlengkapan penunjangnya, seperti tangga dan scaffolding (lihat daftar istilah), semacam stager untuk meletakan lampu atau kamera. Penata fotografi menentukan komposisi alat yang dibutuhkan berdasarkan script breakdown, story board dan rehearsal. Secara umum, peralatan shooting terdiri dari:

Kamera. Tiap jenis mempunyai perlengkapan pendukung seperti lensa dan filter kamera yang berbeda. Apakah jenis kamera kita Hi-8, D-8 atau Mini DV pastikan penata fotografi kita sudah tahu cara mengoperasikannya. Periksa juga persediaan kaset yang sesuai dengan kamera yang kita miliki.

Lampu. Pemilihan jenis dan jumlah lampu berikut perlengkapan pendukungnya seperti filter lampu sangat tergantung pada diskusi antara penata fotografi dengan penata artistik dan sutradara, serta melakukan kunjungan ke lokasi shooting. Usahakan sedikit mungkin adegan yang membutuhkan banyak lampu. Cermin besar dan styrofoam (gabus putih) dapat kita gunakan untuk memantulkan cahaya lampu dan matahari.

Kabel. Kabel tak bisa dipisahkan dari lampu dan kamera, karenanya pastikan tersedianya jenis yang sesuai dengan yang kita butuhkan. Konfirmasi ulang dengan penata fotografi tentang jenis dan jumlah kabel, pada lokasi tertentu bisa jadi kita akan membutuhkan tambahan kabel. Di lokasi shooting akan banyak sekali kabel malang melintang sesuai dengan komposisi lampu. Ini bisa mengganggu kelancaran shooting. Oleh karena itu, selalu koordinasikan soal ini dengan penata cahaya dan manajer lokasi kita.

Perlengkapan pendukung lainnya. Buatlah daftar kebu tuhan perlengkapan pendukung untuk film kita dan periksa ulang semuanya. Catat semua kebutuhan, seperti tangga, karton hitam, selotip dan sebagainya. Kalau ada yang belum lengkap, mintalah kepada penata fotografi untuk melengkapinya.

5. Jadwal

Bila kita melakukan shooting hanya dalam 1 hari, perhatikan apakah kru dan pemain cukup fit untuk kegiatan tersebut. Jika waktu shooting Iebih dari 1 hari pastikan mereka punya waktu istirahat dengan cukup sehingga punya tenaga yang memadai untuk hari berikutnya.

Bila ada Iebih dari satu lokasi shooting dalam hari yang sama, perhitungkan juga jarak dan waktu tempuh antara masing masing tempat. Pastikan semua kru dan pemeran tiba di lokasi berikut pada waktu yang disepakati.

Sumber : CD Interaktif Program Bimbingan anak Sampoerna (PBA) Karya Kita Bengkel Film Pemula

Comments (0)

Posting Komentar